kyokinosekai

Selasa, 29 Desember 2015

Indahnya Penyesalan



Butir embun merayap turun ke ujung daun
Desik semak mulai mengusikku
Hembus pawana merasuki tubuh ini
Sinar mentari mengendap menyambangi diri
Terdengar semayup nyanyian cakrawala
Dengan tatapan nanar, kuratapi tabiatku selama ini
Memandangi duka nestapa yang berdarah, namun tak menetes
Aku hanya memaksa langkah tuk menjauh,
tanpa belajar cara menggerakkan kaki
Kubiarkan bibir ini terus bergeming,
tanpa jeda terus berceloteh
Hanya mengerang hanya memekik,
tanpa terbesit niat tuk berusaha berdiri
            Pagi berlalu begitu saja, bagai nafas menyapa angin
meninggalkan memoar penuh ilusi
Kini takkan kubiarkan caci-maki itu menghinaku
Takkan ku biarkan tubuh ini terkulai,
terkapar, tergeletak tak bergubna
Walau terhuyung-huyung, kupastikan kaki ini ‘kan bergerak
Dengan suara sengau, kusenandungkan nada yang melenakan
Bersenjata sekelumit harapan yang bercampur penyesalan
Meski mentari tlah bersembunyi,
Dia akan tetap menyinari walau tampak sebagai bulan
Itu yang akan ku perbuat
Yang kemarin terjadi, takkan terulang takkan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar