kyokinosekai

Selasa, 29 Desember 2015

Indahnya Penyesalan



Butir embun merayap turun ke ujung daun
Desik semak mulai mengusikku
Hembus pawana merasuki tubuh ini
Sinar mentari mengendap menyambangi diri
Terdengar semayup nyanyian cakrawala
Dengan tatapan nanar, kuratapi tabiatku selama ini
Memandangi duka nestapa yang berdarah, namun tak menetes
Aku hanya memaksa langkah tuk menjauh,
tanpa belajar cara menggerakkan kaki
Kubiarkan bibir ini terus bergeming,
tanpa jeda terus berceloteh
Hanya mengerang hanya memekik,
tanpa terbesit niat tuk berusaha berdiri
            Pagi berlalu begitu saja, bagai nafas menyapa angin
meninggalkan memoar penuh ilusi
Kini takkan kubiarkan caci-maki itu menghinaku
Takkan ku biarkan tubuh ini terkulai,
terkapar, tergeletak tak bergubna
Walau terhuyung-huyung, kupastikan kaki ini ‘kan bergerak
Dengan suara sengau, kusenandungkan nada yang melenakan
Bersenjata sekelumit harapan yang bercampur penyesalan
Meski mentari tlah bersembunyi,
Dia akan tetap menyinari walau tampak sebagai bulan
Itu yang akan ku perbuat
Yang kemarin terjadi, takkan terulang takkan kembali

STALKING



            “Sekarang aku ngapain yak? Bosen banget, jadi kangen sama…,” aku pun memutuskan untuk menyalakan laptop. “Oke sekarang gue stalking doi aja,” langsung kubuka akun instagram ku. “Eh gila, enak banget dia, jalan-jalan di Singapura, ah kalo kek gini harusnya aku ikut dia,” sambil terus scroll, aku kaget membaca tanggal postnya, 3 hari yang lalu. “Berarti besuk dia pulang dong. Eeeee aku harus ngapain ya? Eh, warna semir rambut dia ganti? Gila ganteng banget. Kok poninya makin kece sih. Ah, Toru.. aku kangen nih,”
            Aku emang sengaja main laptop di luar rumah, habis di dalem panas, suntuk juga. “Wiiih, Toru bawa 2 baju kembar, jangan-jangan buat aku. Heleh! Mana mungkin, paling buat kakaknya. Terus dia ganti warna rambut paling ikut-ikut si Avril. Huh! Dasar, pacar macam apa kau Toru Yamashita?” aku jadi sebel sama Toru. Masa iya, aku ditinggal dan dia gak ngasih kabar, iya sih dia sibuk konser, tapi kannn…
            Tiba-tiba terdengar suara berat yang menyapaku dari belakang, “Haii, lagi ngestalk siapa?” sontak aku kaget dan spontan menoleh. Kagetku menjadi-jadi ketika tahu kalau yang datang ternyata pangeran. XD
            ‘Hah?! Toru?” aku langsung berdiri dan memeluk Toru, dia pun membalas pelukanku. Seolah mengerti isi hatiku, ia tak melonggarkan pelukannya. Tak ku sangka Toru memakai kaos yang ada di instagramnya tadi.
            “Kangen banget ya? Nyampe segitunya,” aku buru-buru melepaskan pelukan, tapi dia yang tidak mau melepaskannya.
            “Ihh, kamu yang kangen aku. Buktinya kamu gak mau nglepasin pelukanmu?” jawabku sambil mendongak, karena dia ini benar-benar tinggi.
            “Iyaaa aku kangen banget sama kamu,” kata Toru mengalah. Dia melepaskan pelukannya, dan kemudian mengenggam tanganku. “Tapi kamu juga kangen, kan? Tuh sampe ngestalk instagramku. Hahaha ketahuannn,”
            “Alah.., kamu pasti juga habis ngestalk aku, kan?” sahutku tak mau kalah.
            “Iya aku kemarin habis ngestalk kamu,” jawabnya ngalah lagi. “Aku lihat kamu ngetweet gini, “Lagi kangen nihh, nelpon ngapa? Aishiteru yo” pasti yang kamu maksud aku,” aku  jadi tengsin Toru bilang gitu.
            “Eh, bukannya kamu pulang besok? Kok udah nongol aja?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
            “Ohh, tengsin ya? Pake ngalihin pembicaraan segala,” mukaku makin memerah, segera aku buang muka supaya tidak terlihat Toru. Tapi Toru memegang daguku dan menghadapkannya ke wajahnya.
            “ Emang kenapa kalo aku pulang sekarang? Sebenernya sih aku masih pengen liburan di sana setelah capek konser, tapi aku kasihan sama gadis yang di Jepang sendirian, kangen sama kekasihnya,” Toru berkata demikian sambil menatapku dengan mata sayunya yang khas. Demi apa jantungku berdegup semakin kencang, gak tahan lihat dia.
            “Udah gak usah salting gitu, nih aku bawa oleh-oleh,” aku pun langsung menyahutnya dan membukanya dengan tidak sabar. Tingkahku itu mengundang gelak tawa Toru. Mungkin dia gemes sama kekasihnya yang imut, >< Ternyata isinya sama seperti yang ku harapkan, baju itu.
            “Aaaa, makasih Toruuu,” aku melonjak kegirangan. Lalu aku masuk kamar dan mengganti bajuku dengan baju pemberiannya. Aku pun segera keluar, dan aku bisa melihat kebahagiaan di wajah Toru.
            “Cocok, kan. Sekarang kita jalan yuk,” ajak Toru. Tanpa pikir panjang aku menyetujuinya. Kami bergandeng tangan sepanjang jalan. Betapa bahagianya aku saat itu, dan pasti akan semakin bahagia jika tak pernah tahu bahwa itu semua hanya mimpi. XOXO ><

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~LOL!! Itu semua cuma mimpi, siapa yang ngakak, gak ada ya? Ya udah! Gak bisa bayangin deh, klo misalnya gue punya hubungan special gitu sama Abang Toru. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jumat, 11 Desember 2015

Zutto Suki Deshita



Author           : Galuh Takei
Genre            : Romance
Cast              : Toru ONE OK ROCK and some one
                                   
“Aku akan pergi untuk mengelilingi dunia, kau mau ikut?”
            “Kemana pun kamu aku akan ikut,”
            “Aku rasa kamu tidak bisa ikut,”
            “Mengapa? Bukankah akan menyenangkan kalau aku ikut denganmu?”
            “Benar sekali, tapi kamu adalah dunia ku. Kalau kamu ikut, siapa yang akan aku kelilingi?”
            “Ah, Toru,” aku benar-benar tersipu.
            “Kemarin adikku bermimpi, dia melihat ada bidadari yang sedang bermain air di sungai, tapi setelah dihitung ternyata cuma ada 6,”
            “Bukankah bidadari ada 7? Kemana yang satu?”
            “Dihadapanku, dia sedang memandang takjub kekasihnya yang sangat tampan,”
            “Toru, bisakah kamu berhenti untuk menggodaku?”
            “Bukan menggoda, aku hanya ingin melihat senyum manismu,”
            Aku benar-benar terbang saat itu. Dia memang kekasih yang romantis. Kata-katanya selalu manis dan membuatku merasa berarti dan tidak sia-sia aku terlahir di dunia ini. Harus ku akui dialah raja. Raja penguasa isi hatiku. Tiba-tiba dia memegang dadanya dan terlihat seperti meringis kesakitan.
“Kau kenapa, Toru? Apa kau baik-baik saja? Jangan membuatku takut, Toru, kumohon,” aku begitu cemas. Tak ada jawaban dari Toru. Aku semakin khawatir. Tangan Toru meraih tanganku, dan menaruhnya di dada.
“Legaa…,” katanya sambil tersenyum. Seolah rasa sakit yang hinggap tadi sudah pergi menjauh, jauh!
“Apa maksud ucapanmu, Toru?”
“Rasakan, ada getaran yang begitu hebat di jantungku saat aku bersamamu,” jawabnya yang masih mengenggam erat tanganku.
“Dan saat kau menyentuh dada ini, kehangatan bisa kurasakan. Berada di sampingmu, membuatku tahu apa arti kenyamanan dan kesempurnaan cinta,” lanjutnya sembari menatap ku dengan tatapan mata sayunya yang khas dan menawan.
Oh, Toru…. Aku benar-benar kehabisan kata-kata. Perbendaharaan kata di otakku menjadi tidak karuan.
“Ternyata kau hanya berpura-pura? Huhh!”
“Kau marah pada kekasihmu yang sangat menawan ini?”
            “Siapa yang mengatakan kalau kau sangat menawan? Kasihan, rupanya tidak ada orang yang memujimu, sampai-sampai kau menyanjung dirimu sendiri,”
            “Bukannya kalau ada cewek lain yang memujiku bahwa aku ini sangat tampan, kau selalu menggerutu? Hahaha”
Suasana menjadi hening. Kami berdua saling berpandangan. Dan tawa kecil dari masing-masing bibir kami keluar. Entah apa yang membuat kami tertawa, karena memang pada saat itu tidak ada yang lucu. Tapi kami tetap tertawa. Dan itulah tawa dua insan yang sedang mengadu kasih, mendalami apa arti cinta yang sebenarnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Wherever Wherever you are, I always make you smile. Wherever you are, I’m always by your side. Whatever you say kimi wo omou kimochi, I promise you forever right now……. ^_^ ^_^ ^_^

Terlalu Manis Untuk Dilupakan



            Butiran-butiran hujan memukul jalanan kota dengan derasnya. Terlihat seorang pria jangkung, dengan matanya yang sayu menatap kosong ke luar jendela kafe. Gitar putih kesayangannya tergeletak tak berguna. Toru namanya. Dia sedang memikirkan keadaan gadisnya di sana,di surga. Benar, kekasihnya yang cantik telah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Meninggalkan beribu kerinduan yang terpendam dalam hati Toru. Keresahan menjalani hidup mulai menyambangi hari-hari Toru. Kerapuhan telah melanda jiwanya. Ia rindu saat-saat dia mengantar pulang kekasihnya, mereka bergandeng tangan. Menggenggam dengan erat satu sama lain. Ia merasa tak mampu melewati hari-harinya, yang seharusnya indah jika dihabiskan bersama sang kekasih.
            “Apa yang bisa ku lakukan,Tuhan? Dia telah kau ambil dari kehidupanku. Aku tahu aku harus bangkit, tapi mana mungkin itu bisa kulakukan secepat ini? Kekasih mana yang sanggup merelakan kepergian kekasihnya, sekalipun aku ini pria yang apatis, aku juga punya rasa, punya hati,” teriaknya dalam hati. Hati yang kini diselubungi kesedihan yang begitu hebat. Dia pun menendang pelan meja dihadapannya. Derit meja itu membuat beberapa pengunjung menoleh ke arahnya. Tapi apa peduli Toru, toh hanya pedih yang dirasakannya saat ini.
            Celoteh para pengunjung wanita yang berada di belakang tempatnya terduduk itu sangat menganggu kenyamanan Toru. Melihat jepit yang dikenakan salah satu diantara wanita tersebut, mengingatkan jepit rambut merah  muda yang Toru berikan kepada kekasihnya valentine lalu. Tapi itu hanya tinggal kenangan, tak ada lagi valentine bagi Toru setelah semua ini terjadi. Ia pun memutuskan untuk pergi dari kafe itu dan menerobos derasnya hujan yang tak kunjung reda.
            Sampailah dia di bukit belakang sekolah, tempat dimana ia bertemu sang kekasih untuk pertama kalinya. Dengan lesu ia mulai memetik senar gitarnya. Dia pun hanyut terbawa arus yang membuatnya kalang-kabut. Di tengah raungan liar gitarnya, ia mengerang penuh kebencian, memecah kesunyian dibalik kegaduhan rintik hujan.